Cincai Cengli Dan Cuan

Cincai Cengli Dan Cuan

Semakin dewasa maka akan semakin banyak ujian kehidupan yang akan ditemui.

Pastinya setiap kita punya hasrat untuk bahagia. Saya tidak menyangkal kalau rasa skeptis, suka mengeluh, rendah diri, takut, cepat menyerah, pesimis dan berbagai pikiran negatif mengendap dalam hati.

Kita masih ada di dunia ini karena kita hidup. Namun, sekadar hidup saja tidaklah cukup.

Dalam hidup, kita memiliki prinsip sesuai yang kita percayai. Sebagai keturunan orang Cina yang beretnik Hokkian. Saya dari kecil diajarkan mengenai beberapa prinsip orang Cina.

Prinsip hidup itu seperti pegangan untuk hidup. Peta petunjuk jalan hidup. Pelita penerang hidup.

Saya diajarkan untuk tidak mudah putus asa, tidak melepas peluang, menepati janji, berusaha meyakinkan pelanggan selama menjalankan urusan, dan memiliki daya tahan dan semangat juang yang tinggi. Walau sejujurnya, tidak mudah pembelajaran tersebut. Bagaimana orang tidak mudah putus asa setelah mencoba berkali-kali bukan?

Seiring waktu, saya belajar mengenai prinsip hidup orang Cina. Ada nilai-nilai falsafah hidup yang diturunkan turun temurun dari leluhur. Salah satunya adalah prinsip 3C yakni Cengli, Cincai, dan Cuan. Tiga kata yang berasal dari kata Hokkian ini sering terdengar sehari-hari.

Refleksi tiga prinsip ini membuat saya lebih hati-hati dalam melangkah baik berteman maupun dalam bisnis. Bagai rangkaian yang sulit dipisahkan karena saling berkaitan.

Makna cengli berarti bisa bersikap adil dan jujur.

Kelihatannya sederhana. Tapi saya merasa kata “cengli” ini menyangkut kredibilitas. Mama saya selalu bilang jagalah kepercayaan dari orang ketika diberi tanggung jawab. Rasanya ketika kredibilitas kita cacat, akan sulit untuk orang menerima diri kita.

Ya, hidup ini terlalu mudah menghakimi ketika ada satu saja yang cacat bukan?

Dalam hal apapun, Bo Cengli atau tidak jujur, memiliki sikap suka curang hingga menipu biasanya akan dijauhi. Saya pun seperti terlatih ketika merasa aura orang yang saya jumpai tidak jujur lebih memilih menghindar daripada terjadi masalah.

Cengli berarti juga saya bisa adil terhadap diri sendiri, teman atau lawan. Ketika seseorang yang cengli sedang kesusahan dia akan lebih mudah mendapat pertolongan. Contohnya dalam hal meminjam uang, apa yang dia katakan ketika sanggup untuk membayar pada jatuh tempo.

Sedangkan dalam berbisnis saya pun berusaha “cengli” misalnya ada orang yang memakai jasa saya, maka saya akan jujur bahwa jasa saya menggunakan bahan apa saja. Apa adanya tanpa ada trik kotor. Atau saya berikan bonus saat saya rasa mampu dan memang perlu.

Tentunya kalian juga sudah familiar dengan kata “Cincai”. Makna ini memiliki arti seseorang yang fleksibel dan mudah diajak kompromi.

Saya diberitahu kalau seseorang yang memiliki sifat cincai memiliki sikap lebih suka mengalah dan merendah. Entah kenapa dua kepribadian ini begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari saya.

Saya merasakan seperti lebih baik mencari win-win solution secara adat orang Cina. Ini pun berlaku ketika ada klien yang ingin mengajak saya kerjasama, saya lebih memilih kompromi. Asalkan ada untung sedikit, maka saya tak jadi soal. Ibaratnya, tanya saja dulu, soal harga nanti baru kita rembungkan.

Orang yang cincai juga lebih pengen ya sudah seandainya ada teman yang cidera janji lebih pengen mereka bersikap jujur dan mencari lagi jalan keluar.

Memang saya merasa ada sisi buruk dari menjadi orang “cincai” yaitu suka dilecehkan oleh orang lain. Anggapannya terlalu lembek dan baik hati. Kesan merendah diri ini sangat kuat. Padahal saya lebih menganut ilmu bambu yang punya kemampuan lentur dan fleksibel.

Tidak ada orang yang tidak suka dengan kata “Cuan”. Walau nggak banyak juga orang bakal nyinyir misalnya, apa-apa udah pikir cuan dulu. Dasar Cina!

Bagi saya, cuan itu semacam semangat yang harus mengalir. Di dalamnya ada nilai kompetitif, persaingan, hingga cara untuk tetap survival.

Kadang dalam hal menawarkan jasa, sudah pasti saya memikirkan cuan. Apakah tenaga dan waktu yang saya keluarkan sebanding dengan permintaan. Cuan tidak selalu berarti kita apa-apa harus bernilai material saja, melainkan bisa saja kesempatan bertemu orang baru atau menambah relasi.

Tiga kata ini dalam penerapan sehari-hari…

Filosofi kata cengli, cincai dan cuan ini sepertinya memang sangat mendarah daging. Seperti saya bilang kalau penerapannya saling berkaitan satu sama lain. Saling menghormati bahwa kita hidup tidak boleh semena-mena sesuka hati.

Ketika saya menemukan suatu masalah dalam bisnis, saya mencoba se-cengli mungkin agar kedua belah pihak saling merasa adil. Walau tidak semua hal bisa diselesaikan dengan cengli saja. Kadang saya harus cincai dengan menahan diri, sabar dan memaafkan. Perasaan pun bermain misalnya kita jadi sulit berkata tidak. Akhirnya kadang bo-cuan alias tidak untung.

Kadang kita dihadapkan pada situasi konfrontasi sudah jelas yang tidak “cengli” dimana kita dirugikan, namun dengan kita mempertimbangkan asas “Cuan” untuk jangka panjang, maka saya lebih baik bersikap “Cincai” atau mengalah.

Saya juga belajar untuk terus memperbaiki karakter. Tidak terlalu perhitungan dan memupuk nama baik. Dalam berbinis saya usahakan melakukan segala sesuatu didasarkan win-win.

Prinsip ini memang seperti prinsip orang tua zaman klasik ya.

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ingin menerapkan prinsip pengusaha China untuk menggaet investor. Prinsip tersebut kerap disebut dengan istilah 3C.

"Orang China bilang 3C. C pertama, cengli, fairness. Kedua, cuan, profit. Ketiga, cincai, simpel," ucapnya dalam acara 2020 International Convenient on Indonesian Upstream Oil and Gas, Rabu (2/12).

Sebetulnya, apakah maksud dari masing-masing prinsip tersebut?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Istilah yang dipakai Ahok tersebut berasal dari bahasa Hokkian yang merupakan salah satu etnis atau suku di China. Prinsip 3C sendiri memang sudah dikenal sebagai salah satu falsafah hidup yang menjadi pegangan masyarakat China secara turun temurun.

Pertama, cengli secara harfiah berarti adil. Dalam berbisnis, prinsip cengli diutamakan karena mencerminkan integritas perusahaan. Selain itu, cengli juga diartikan sebagai sikap jujur.

Jadi, prinsip cengli merupakan sikap pengusaha yang menjunjung tinggi keadilan dan kejujuran dalam menjalankan bisnisnya. Dengan demikian, ia bisa mendapatkan kepercayaan dari para kolega maupun sejawatnya.

Kaitannya dengan Pertamina, Ahok menghubungkannya dengan sikap keterbukaan atau transparansi atas setiap kebijakan yang diambil.

Kedua, cuan yang berarti secara harfiah untung. Dalam berbisnis, seorang pengusaha mengutamakan keuntungan bagi perusahaan.

Namun, kata cuan biasanya tidak diartikan dalam bentuk uang saja, lebih dari itu adalah azas manfaat. Segala sesuatu yang tidak menghasilkan manfaat, hendaknya disingkirkan.

Karenanya, pebisnis yang menganut prinsip cuan biasanya mengutamakan kesederhanaan dan penghematan untuk hal-hal yang tidak prinsipal, tujuannya untuk menciptakan cuan.

Kaitannya dengan Pertamina, Ahok menjelaskan setiap investor pasti mempertimbangkan keuntungan dalam tiap kemitraan. Oleh karena itu, ia mengatakan pemerintah dan Pertamina harus bisa menjamin keuntungan atas investasi mereka.

Ketiga, cincai diartikan sebagai sikap fleksibel, maklum, dan mudah diajak kompromi. Maksudnya, setiap pengusaha bisa fleksibel dalam setiap keadaan dan mudah melakukan kompromi dengan semua pihak.

Ahok menerapkan prinsip ini di Pertamina sebagai sesuatu yang simpel yang diimplementasikan sebagai kemudahan dalam proses untuk berinvestasi.

"Sangat sederhana, saat kita berbisnis kita tidak perlu banyak omong. Lakukan harus berikan win-win, kita berikan fairness, keuntungan, itu aja. Simpel. Kita berikan mereka kemudahan," tuturnya.

IDXChannel – Arti cengli, cuan, dan cincai perlu diketahui. Ketiga hal tersebut kerap jadi prinsip sukses dalam berbisnis yang dimiliki para pengusaha Tionghoa.

Kata cengli, cuan, dan cincai sudah sangat familiar bagi penutur bahasa Indonesia, terutama bagi mereka yang terjun di dunia bisnis. Istilah tersebut merupakan istilah dalam bahasa Hokkian yang kerap digunakan masyarakat etnis Tionghoa.

Cengli, cuan, dan cincai atau dikenal prinsip 3C memang  merupakan falsafah hidup dan pegangan hidup masyarakat Tionghoa secara turun temurun.

Lalu, apa sebenarnya arti cengli, cuan, dan cincai? IDXChannel merangkum penjelasannya sebagai berikut.

Kata ‘cengli’ atau ‘chêng-lí’/Qínglǐ’ merupakan salah satu bahasa Hokkien yang berarti masuk akal, sesuai aturan, bisa diterima akal sehat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cengli juga memiliki arti yang sama yakni sudah sepatutnya (semestinya), masuk akal, lurus hati, dan jujur.

Istilah ini lazim digunakan oleh pengusaha Tionghoa. Sesuai dengan artinya, kejujuran merupakan salah satu prinsip penting yang harus dipegang dalam berbisnis. Dalam dunia bisnis, sikap jujur atau cengli ini menunjukan kredibilitas kita. Pengusaha yang cengli tentunya akan lebih disukai oleh rekan bisnisnya dan lebih dipercaya.

Sama seperti halnya cengli, cuan pun merupakan salah satu istilah yang kerap digunakan dalam berbisnis. Anda tentu sudah sering mendengar banyak orang menginginkan cuan yang besar ketika menjalankan sebuah bisnis atau berinvestasi.

Kata ‘cuan’ merupakan salah satu istilah dalam bahasa Hokkien yakni ‘Zhuàn’ atau ‘choán’ memiliki arti untung, laba, profit, dan hasil. Meski demikian, kata cuan ini belum tercantum dalam rujukan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Adapun secara umum, cuan bisa diartikan sebagai keuntungan atau profit yang didapatkan oleh seseorang. Tak heran, kata-kata ini sering digunakan oleh para pengusaha yang berkaitan dengan bisnis dan keuntungan.

Dalam bahasa Hokkien, ‘cincai’ atau ‘suíbiàn’ atau ‘chhìn-chhái’ merupakan istilah yang berarti  tidak terlalu perhitungan, fleksibel, atau terserah. Seperti halnya cuan, kata cincai pun belum tercantum dalam KBBI. Secara umum, kata ini juga kerap dimaknai dengan simpel atau sederhana.

Sementara itu, dalam dunia bisnis, kata cincai ini seringkali digunakan ketika terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli atau pengusaha dengan kliennya. Ketika menemukan titik temu dalam bisnis yang dijalankan, para pengusaha umumnya akan melontarkan istilah tersebut.

Itulah penjelasan mengenai arti cengli, cuan, dan cincai yang kerap jadi prinsip sukses pengusaha Tionghoa.

Video: Pertamina Jamin Pasokan BBM & Elpiji Aman di Natal & Tahun Baru

Mahasiswa Universitas Esa Unggul. Source: Dok. Esa Unggul

Salah satu kampus yang menyajikan pembelajaran menyenangkan, santai, dan sesuai standar perkuliahan kelas dunia didukung dengan sarana prasarana lengkap adalah Universitas Esa Unggul yang mana jurusan ekonomi merupakan satu dari banyaknya jurusan yang paling diminati di kampus ini. Jurusan ekonomi tidak hanya mempelajari tentang manajerial dan uang saja, akan tetapi jurusan ini juga akan memberikan kamu banyak pelajaran mengenai pengelolaan sumber daya pada perusahaan sampai kegiatan bisnis.

Jurusan ini sangat tepat untuk kamu yang menyukai dunia accounting, bisnis, dan finansial. Memilih fakultas ini bisa kamu jadikan untuk melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Dari belajar di jurusan ekonomi, Sobat Unggul akan tahu bagaimana konsep atau cara berbisnis ala pebisnis sukses berlatar belakang jurusan ekonomi yang sudah menjadi penggagas raksasa ekonomi di Indonesia, seperti bos Djarum Group Hartono bersaudara dan Anthoni Salim selaku pimpinan dari Salim Group.

Dengan tiga kunci bisnis Cengli, Cuan, Cincai sebagai prinsip berbisnis, pada jurusan ekonomi khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Esa Unggul tentunya bisa tahu bagaimana ketiga konsep tersebut berikut pengaplikasiannya, mulai dari dasar, manajemen, serta riset bisnis dan hitung-hitungan yang dapat kita lakukan agar ketiga konsep ini dapat diraih dengan baik.

Mengenal Cengli, Cuan, Cincai lebih dalam dapat dilakukan ketika kita sudah belajar ilmu-ilmu ekonomi dan bisnis di kampus. Untuk pengertian yang bisa kita tahu, paling tidak adalah inti dari arti prinsip-prinsip tersebut. Cengli yang artinya fair, tahu aturan, tahu diri, dan tidak merugikan orang lain demi mengejar cuan. Cuan yang berarti bisnis harus make sense secara finansial dan harus bisa untung karena bisnis yang tidak menghasilkan cuan itu namanya hobi. Sedangkan Cincai dimaksudkan dalam berbisnis semua harus dihitung tetapi tidak boleh hitung-hitungan, baik itu ke client maupun ke partner atau pegawai. Boleh dihitung-hitung tapi tidak boleh hitung-hitungan.

Nah, sudah terbayang kan bagaimana serunya belajar ekonomi dan bisnis di Esa Unggul, jadi bisa tahu banyak mengenai cara berbisnis agar bisa Cengli, Cuan, dan Cincai, maka dari itu Sobat Unggul bisa langsung bergabung bersama kami di Jurusan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang ada di kampus Esa Unggul.

BACA JUGA: Ekonomi Digital Kita Harus Siap Berubah, Universitas Esa Unggul Gelar Pelatihan dan Kompetisi Kewirausahaan Kelas Dunia

Cuan, Cengli dan Cincai, Bahasa Gaul Dipakai Dalam Bisnis

Reporter: (*)|

Editor: Ria Sofyan|

Gambar hanya ilustrasi.--(Sumber Foto: disway.id/BETV)

BETVNEWS - Ada sebuah pepatah yang mengatakan “Tuntulah ilmu hingga ke negeri China (Tiongkok).

BACA JUGA:12 Mitos Larangan Saat Imlek, Dilarang Makan Bubur hingga Keramas

Kita pasti memiliki teman, tetangga maupun rekan yang berdarah China atau ber-etnis Tionghoa, dan mengenal kata Cuan, Cengli dan Cincai.

BACA JUGA:Unik dan Menarik, Ini 7 Tradisi Imlek yang Populer di Indonesia

Cuan, cengli, dan cincai sebenarnya adalah kata sehari-hari bahasa Hokkien.

Cuan, cengli dan cincai yaitu bersikaplah jujur dan adil, serta memberikan kemudahan kepada orang lain dan tidak perlu banyak bicara, dan ternyata dapat kita terapkan dalam berbisnis.

Berbeda dengan cuan, dan cincai kata cengli sudah ada dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) artinya sudah sepatutnya (semestinya); masuk akal; lurus hati; jujur.

BACA JUGA:Resep Ayam Rebus Khas China, Hidangan Praktis dan Lezat Saat Imlek

Ketiga kata ini menjadi prinsip hidup yang diturunkan secara turun-temurun.

Kata cincai pun kerap kali digunakan pengusaha untuk membuat tagline iklan.

Seperti pada iklan bukalapak, dengan tagline Nego Cincai yang sukses menjadi brand image.

BACA JUGA:7 Ide Bisnis Jelang Perayaan Imlek, Dijamin Cuan Mengalir

Yuk pahami kata cuan, cengli dan cincai yang saat ini sudah menjadi bahasa pergaulan atau kata populee di Indonesia dan hubungannya dalam prinsip berbisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan punya prinsip yang digunakan dalam menggaet investor.

Menurutnya, dalam bisnis ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Memiliki darah China, dia mengaku punya tiga prinsip yang menggunakan istilah China dalam menjalankan bisnis, yaitu Cengli, Cuan, dan Cincai.

Cengli yaitu terkait keadilan dalam berbisnis. Lalu Cuan yang artinya profit atau keuntungan. Menurutnya, dalam berbisnis harus saling menguntungkan. Dan yang terakhir adalah Cincai yang artinya sederhana. Menurutnya, dalam berbisnis tidak perlu banyak bicara.

"Chinese berkata cengli atau keadilan, kedua cuan atau profit, win win solution, lalu cincai artinya sederhana, kita tidak perlu banyak bicara," jelasnya dalam acara "2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas" secara virtual pada Rabu (02/12/2020).

Dia mengatakan, ke depannya perseroan akan mengedepankan sistem kemitraan dalam pengelolaan bisnis, sehingga ketiga prinsip tersebut menurutnya tepat digunakan untuk menggaet investor atau mencari mitra. Selain itu, perseroan juga akan memperbanyak bekerja dengan memanfaatkan aplikasi digital.

"Tahun depan kita akan mulai dengan lebih banyak digital dan lebih banyak strategi kemitraan dan semua orang bekerja dalam kemitraan," ujarnya.

Bahkan, pada tahun depan pihaknya menargetkan segala transaksi di Pertamina dilakukan secara digital, termasuk sudah ada tanda tangan digital.

"Kami harap agar menjadi lebih transparan bagi semua orang yang ingin melakukan bisnis," ungkapnya.

Lebih lanjut Ahok mengatakan berbicara mengenai Pertamina, dia ingin benar-benar membantu orang-orang yang membutuhkan. Tujuannya adalah demi mendorong perekonomian.

"Kita harus memiliki instrumen untuk memberikan secara langsung kepada orang yang tepat untuk mendapatkan subsidi," paparnya.

Saksikan video di bawah ini: